Garam terbentuk
dari hasil reaksi antara senyawa asam dengan senyawa basa. Reaksi asam
dan basa ini kemudian disebut reaksi penggaraman. Garam bersifat netral
sehingga mempunyai pH=7.
Sifat-sifat garam diantaranya sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa asin
2. Dapat menghantarkan arus listrik
3. Tidak mengubah warna kertas lakmus merah maupun biru
4. Memiliki pH netral sekitar 7
5. Terbentuk dari sisa asam dengan sisa basa
6. Senyawa
yang terdiri dari unsur logam dan non logam, misalnya NaCI dimana
natrium (Na) termasuk logam dan clorida (CI) termasuk unsur non logam.
Macam-macam Jenis Garam :
Biasanya
zat garam mineral terdapat pada minuman yang kita minum dan juga pada
makanan yang kita makan. Beberapa kegunaan dan fungsi dari garam mineral
:
- Yodium / Iodium / I
Zat
mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas
di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung
yodium. Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan
atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit
gondok, gondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat
tirosin yang terbentuk pada kelenjar tiroid.
- Phospor / Fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
- Cobalt / Kobal / Kobalt / Co
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta pembangun B.
- Chlor / Klor / Cl
Chlor
digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada
lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam
lambung dan juga mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin.
- Magnesium / Mg
Fungsi
atau kegunaan dari magnesium adalah sebagai zat yang membentuk sel
darah merah berupa zat pengikat oksigen dan hemoglobin.
- Mangaan / Mangan / Mn
Mangaan berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
- Tembaga / Cuprum / Cu
Tembaga pada tubuh manusia berguna sebagai pembentuk hemo globin pada sel darah merah.
- Kalsium / Calcium / Ca
Kalsium
atau disebut juga zat kapur adalah zat mineral yang mempunyai fungsi
dalam membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas
otot pada tubuh.
- Kalium / K
Kalium kita butuhkan sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.
- Zincum / Zinc / Seng / Zn
Seng
oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon penting.
Selain itu zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis enzim,
hormon dan aktifitas indera pengecap atau lidah kita.
- Sulfur atau Belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh.
- Natrium / Na
Natrium
adalah zat mineral yang kita andalkan sebagai pembentuk faram di dalam
tubuh dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf dan tekanan
osmosis pada sel yang menjaga keseimbangan cairan sel dengan cairan yang
ada di sekitarnya.
- Flour / F
Flour berperan untuk pembentuk lapisan email gigi yang melindungi dari segala macam gangguan pada gigi.
Hubungan Antara Garam dengan Es
Temperatur es dan
air normalnya adalah 0 derajat Celsius, tetapi itu tidak cukup dingin
untuk dapat membuat es krim menjadi beku. Temperatur yang diperlukan
untuk membuat es krim adalah sebesar minus tiga derajat Celsius atau
lebih rendah. Tugas inilah yang dilakukan oleh garam. Sesungguhnya
banyak zat lain yang dapat berbuat hal yang sama tetapi garam lebih
murah, sehingga banyak digunakan untuk membuat es krim.
Ketika es
dicampur dengan garam, sebagian membentuk air garam dan es secara
spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air garam semakin banyak. Di
dalam segumpal es, air terstruktur membentuk tatanan geometrik yang
tertentu dan kaku. Tatanan yang kaku ini rusak ketika diserang oleh
garam, maka molekul-molekul air selanjutnya bebas bergerak ke mana-mana
dalam wujud cair.
Tetapi merusak
struktur padat molekul-molekul es memerlukan energi. Untuk sebongkah es
yang hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat diperoleh
dari kandungan panas dalam air garam. Maka ketika es mencair dan
terlarut, proses ini meminjam panas dari air dan menurunkan
temperaturnya. Setelah temperatur dingin ini tercapai, dalam
pemanfaatannya campuran itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es
krim yang mengakibatkan adonan es krim menjadi dingin dan beku.
Gabriel Daniel
Fahrenheit, pencipta skala temperatur Fahrenheit, menemukan bahwa garam
yang dicampurkan ke es (pada temperatur sedikit di bawah titik beku)
memungkinkan titik beku lebih rendah daripada ketika es hanya terdiri
atas air. Dengan demikian, garam menyebabkan salju dan es meleleh.
Banyak orang belum menemukan cara lebih baik untuk melumer- kan es di
permukaan jalan dan trotoar selain menaburkan garam. Garam begitu
efektif dalam mencegah pembentukan es. Walaupun beberapa jenis bahan
kimia telah dikembangkan untuk mencairkan es, garam masih merupakan cara
yang paling murah. Lalu mengapa tidak semua orang menggunakan garam
untuk mengatasi lapisan es? Pertimbangan ekologi telah menyebabkan
bebe-rapa pemerintahan daerah melarang penggunaan garam. Garam me-
rangsang korosi pada kendaraan, beton jalan, jembatan, dan baja tak
terlindung pada bangunan-bangunan sekitar. Garam juga berbahaya bagi
bermacam-macam tumbuhan. Efektivitas garam sebagai pengusir es juga
memiliki keterbatasan yang mencolok. Garam paling baik digunakan di
jalan yang banyak dilewati kendaraan; tanpa lalu lintas yang cukup untuk
merangsang percampuran es dan garam, batu es masih bisa terbentuk. Pada
suhu lebih rendah dari kira-kira --4"C, garam tidaklah terlalu efektif,
karena pembentukan es begitu cepat dan garam tidak memiliki peluang
menurunkan titik beku. Garam yang bertaburan di permukaan es juga tidak
menghasilkan traksi untuk ban kendaraan atau sol sepatu pejalan kaki.
Sebaliknya, pasir menyediakan traksi yang baik sekali untuk kendaraan
ketika batuan kecil yang kasar itu bersentuhan dengan ban, entah pasir
itu terbenam sebagian di permukaan es atau bercampur dengan lumpur atau
salju. Pasir tidak memerlukan lalu lintas yang padat agar berfungsi
dengan efektif, tidak berbahaya bagi tumbuhan, kendaraan, atau jalanan
sendiri. Selain itu, pasir juga terhitung murah.
Hanya
ada satu masalah dengan pasir: bahan ini tidak melelehkan salju atau
es. Dengan kata lain, garam mencoba mengatasi masalah pada sumbernya,
sedangkan pasir mencoba mengatasi gejalanya. Ada dinas pekerjaan umum
daerah yang bereksperimen dengan kombinasi pasir-garam. Sebenarya
kebanyakan pasir yang ditaburkan di jalanan sudah diberi sedikit garam,
untuk mencegah pasir membeku kemudian menggumpal bercampur dengan salju.
Meskipun
garam jauh lebih mahal dibanding pasir, pertimbangan biaya sering kali
tidak menjadi alasan untuk lebih memilih pasir daripada garam. Joseph
DiFabio, dari New York State Department of Transportation, menuturkan
bahwa pram di Amerika memerlukan biaya sekitar dua puluh dolar per ton,
sedangkan pasir hanya lima dolar per ton. Namun pasir harus diberikan
dalam konsentrasi lebih besar daripada garam, sekitar tiga kalinya.
Karena
kontraktor pemeliharaan jalan harus menggunakan pasir tiga kali lebih
banyak untuk setiap kilometer yang sama, berarti truk mereka harus
pulang pergi tiga kali lebih banyak untuk mengangkut pasir dibandingkan
kalau menggunakan garam. Karena itulah, secara keseluruhan, selisih
antara memakai garam dan pasir bisa diabaikan.
Contoh :
Es
krim tidak lain berupa busa (gas yang terdispersi dalam cairan) yang
diawetkan dengan pendinginan. Walaupun es krim tampak sebagai wujud yang
padu, bila dilihat dengan mikroskop akan tampak ada empat komponen
penyusun, yaitu padatan globula lemak susu, udara (yang ukurannya tidak
lebih besar dari 0,1 mm), kristal-kristal kecil es, dan air yang
melarutkan gula, garam, dan protein susu. Berbagai standar produk
makanan di dunia membolehkan penggelembungan campuran es krim dengan
udara sampai volumenya menjadi dua kalinya (disebut dengan maksimum 100
persen overrun). Es krim dengan kandungan udara lebih banyak akan terasa
lebih cair dan lebih hangat sehingga tidak enak dimakan.
Pembuatan
es krim sebenarnya sederhana saja, yakni mencampurkan bahan-bahan dan
kemudian mendinginkannya. Air murni pada tekanan 1 atmosfer akan membeku
pada suhu 0°C. Namun, bila ke dalam air dilarutkan zat lain, titik beku
air akan menurun. Jadi, untuk membekukan adonan es krim pun memerlukan
suhu di bawah 0°C. Misalkan adonan es krim dimasukkan dalam wadah logam,
kemudian di ruang antara ember kayu dan wadah logam dimasukkan es.
Awalnya,
suhu es itu akan kurang dari 0°C (coba cek hal ini dengan mengukur suhu
es yang keluar dari lemari pendingin). Namun, permukaan es yang
berkontak langsung dengan udara akan segera naik suhunya mencapai 0°C
dan sebagiannya akan mencair. Suhu campuran es dan air tadi akan tetap
0°C selama esnya belum semuanya mencair. Seperti disebut di atas, jelas
campuran es krim tidak membeku pada suhu 0°C akibat sifat koligatif
penurunan titik beku.
Bila
ditaburkan sedikit garam ke campuran es dan air tadi, kita mendapatkan
hal yang berbeda. Air lelehan es dengan segera akan melarutkan garam
yang kita taburkan. Dengan demikian, kristal es akan terapung di larutan
garam. Karena larutan garam akan mempunyai titik beku yang lebih rendah
dari 0°C, es akan turun suhunya sampai titik beku air garam tercapai.
Dengan kata lain, campuran es krim tadi dikelilingi oleh larutan garam
yang temperaturnya lebih rendah dari 0°C sehingga adonan es krim itu
akan dapat membeku.
Kalau
campuran itu hanya dibiarkan saja mendingin tidak akan dihasilkan es
krim, melainkan gumpalan padat dan rapat berisi kristal-kristal es yang
tidak akan enak kalau dimakan. Bila diinginkan es krim yang enak di
mulut, selama proses pembekuan tadi adonan harus diguncang-guncang.
Pengocokan atau pengadukan campuran selama proses pembekuan merupakan
kunci dalam pembuatan es krim yang baik. Proses pengguncangan ini
bertujuan ganda. Pertama, untuk mengecilkan ukuran kristal es yang
terbentuk; semakin kecil ukuran kristal esnya, semakin lembut es krim
yang terbentuk. Kedua, dengan proses ini akan terjadi pencampuran udara
ke dalam adonan es krim. Gelembung-gelembung udara yang tercampur ke
dalam adonan inilah yang menghasilkan busa yang seragam (homogen).
Jadi
dapat dikatakan bahwa apabila es ini ditaburi dengan garam sehingga
timbul reaksi kimia antara garam dan es. Hal ini membuat permukaan es
mencair dan membentuk larutan garam. Es akan menyerap panas dari larutan
garam ini sehingga larutan menjadi dingin dari 0 derajat celcius.
Selanjutnya, larutan garam menyerap panas dari es krim yang ada dalam
tabung melalui dinding tabung sehingga es krim ini menjadi dingin dan
mengeras. Suhu es krim ini tidak mungkin menjadi cukup rendah tanpa
adanya penambahan garam. Manakah yang lebih cepat mencair, es yang
ditaburi garam, atau tanpa adanya garam ?
a) Isi masing masing gelas dengan es batu kira kira ½ nya (jumlah sama).
b) Masukkanlah satu sendok garam ke dalam salah satu gelas tersebut.
c) Letakkan kedua gelas tersebut di tempat terbuka.
Apa yang terjadi ?
Es batu di dalam gelas dengan adanya garam akan lebih cepat mencair daripada es batu tanpa adanya garam.
Garam
yang ditambahkan pada es batu akan dapat menurunkan titik leleh es
batu. Karena itu, es batu dengan adanya garam akan lebih cepat mencair
daripada es batu tanpa adanya garam. Es batu tanpa danya garam akan
tetap mencair akibat panas yang berasal dari lingkungan. Panas ini juga
mempengaruhi mancairnya es batu dengan garam. Akibatnya, air yang ada di
dalam gelas yang berisi es batu dan garam lebih banyak daripada gelas
yang berisi es batu tanpa adanya garam.
sumber: http://www-supadi.blogspot.com/2012/06/pengaruh-penambahan-garam-pada-es.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar