Metabolisme Suhu Tubuh
1. Metabolisme Pengaturan Suhu Tubuh
PRINSIP PENGATURAN SUHU TUBUH
Konsep Core temperature yaitu dianggap merupakan dua bagian dalam soal pengaturan suhu yaitu :
•
Bagian dalam inti suhu tubuh, yang benar- benar mempunyai suhu
rata-rata 370 C, yaitu diukur pada daerah (mulut, otot, membrane
tympani, vagina, esophagus.(Tr)
• Bagian luar adalah temperature kulit + 1/3 massa tubuh yaitu penukaran kulit sampai + 2 cm kedalam.(Ts)
• Dari dua bagian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperature suhu tubuh rata-rata (tmb : Temperatur Mean Body) dengan rumus ;
• TMB = 0,33 Ts + 0.67 Tr
Organ Pengatur Suhu Tubuh
Pusat pengatur panas dalam tubuh adalah Hypothalamus, Hipothalamus ini dikenal sebagai thermostat yang berada dibawah otak.Æ
Hipothalamus anterior berfungsi mengatur pembuangan panasÆ
Hipothalamus posterior berfungsi mengatur upaya penyimpanan panasÆ
Mekanisme pengaturan suhuÆ
Æ
Kulit --> Reseptor ferifer --> hipotalamus (posterior dan
anterior) --> Preoptika hypotalamus --> Nervus eferent -->
kehilangan/pembentukan panas
B. SUMBER PANAS
Metabolisme
Kegiatan
metabolisme tubuh adalah sumber utama dan pembentukan/pemberian panas
tubuh. Pembentukan panas dari metabolisme dalam keadaan basal (BMR) + 70
kcal/jam sedang pada waktu kerja (kegiatan otot) naik sampai 20%. Bila
dalam keadaan dingin seseorang menggigil maka produksi panas akan
bertambah 5 kalinya.
2. Mekanisme Berkeringat
Kelenjar keringat diperlihat dalam bentuk tubular yang dibagi menjadi 2 bagian
1. Bagian yang bergelung di subdermis dalam menyekresi keringat
2.
Bagian duktus yang berjalan keluar melalui dermis dan epidermis kulit.
Seperti juga pada kelenjar lainnya, bagian sekretorik kelenjar keringat
menyekresi cairan yang disebut dengan secret primer /secret prekusor,
kemudian konsemtrasi zat dalam cairan tersebut dimodifikasi sewaktu
cairan mengaliri duktus.
Sekret
prekusor adalah hasil sekresi aktif dari sel-sel epitel yang melapisi
bagian yang bergelung dari kelenjar keringat. Serabut saraf simpatis
kolinergik berakhir pada /dekat sel-sel kelenjar yang megeluarkan secret
tersebut.
Komposisi
secret prekusor mirip dengan yang terdapat dalam plasma, namun tidak
mengandung protein plasma. Konsentrasi natrium sekitar 142 mEq/L dan
klorida sekitar 104 mEq/L, dengan konsentrasi zat terlarut dlain yang
lebih kecil bila dibandingkan di dalam plasma. Sewaktu larutan ini
mengalir di bagian duktus kelenjar, larutan ini mengalami modifikasi
melalui reabsorbsi sebagian besar ion natrium dan klorida. Tingkat
reabsorbsi ini bergantung pada kecepatan berkeringat.
Apabila
kelenjar keringat hanya sedikit dirangsang, cairan prekusor mengalir
melalui duktus dengan lambat. Dalam hal ini, pada dasarnya semua ion
natrium dan klorida direabsorbsi, dan konsentrasi maisng-masing ion ini
menurun menjadi 5mEq/L. Hal ini mengurangi tekanan osmotic cairan
keringat tersebut hingga nilai yang sangat rendah sehingga sebagian
besar cairan kemudian juga direbsorbsi, yang memekatkan sebagian besar
kandungan unsure lainnya. Oleh karena itu pada kecepatan berkeringat
yang rendah, kandungan unsure seperti urea, asam laktat, dan ion kaium
biasanya konsentrasinya sangat tinggi.
Sebaliknya
apabila kelenjar keringat dirangsang dengan kuat oleh system saraf
simpatis, secret prekusor dibentuk dalam jumlah yang banyak, dan duktus
kini hanya mereabsorbsi natrium klorida dalam jumlah yang lebih sedikit
dari setengahnya, konsentrasi ion-ion natrium dan klorida kemudian
biasanya meningkat (pada orang yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
iklim) sampai tingkat maksimum sekitar 50 sampai 60 mEq/L, sedikit
lebih rendah dari setengah konsentrasinya di dalam plasma. Lebih lanjut
lagi, keringat mengalir melalui tubulus kelenjar begitu cepatnya,
sehingga sedikit air yang direabsorbsi. Oleh karena itu, konsentrasi
unsure terlarut lainnya dari keringat hanya sedikit meningkat, urea
menjadi sekitar dua kali dari plasma, asam laktat sekitar 4 kali dari
plasma, dan kalium sekitar 1,2 kali.
Bila
orang belum menyesuaikan diri dengan iklim panas, ia akan mengalami
kehilangan natrium klorida di dalam keringat dalam jumlah yang bermakna.
Kehilangan elektrolit akan jauh lebih sedikit, meskipun kemampuan
berkeringat telah ditingkatkan, bila orang telah terbiasa dengan iklim
tersebut, seperti berikut ini.
3. Mekanisme Menggigil
Demam
adalah peningkatan titik patokan (set-point) suhu di hipotalamus.
Dengan meningkatkan titik patokan tersebut, maka hipotalamus mengirim
sinyal untuk mningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespons dengan menggigil
dan meningkatkan metabolisme basal.
Demam
timbul sebagai respons terhadap pembentukan interleukin-1, yang disebut
pirogen endogen. Interleukin-1 dibebaskan oleh neutrofil aktif,
makrofag, dan sel-sel yang mengalami cedera. Interlekin-1 tampaknya
menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang
hipotalamus
(http://iwansain.wordpress.com/2007/10/03/pengaturan-suhu-tubuh-thermoregulasi/)
Bila
pengeluaran panas melebihi pemasukan panas, maka termostat ini akan
berusaha menyeimbakan suhu tersebut dengan cara memerintahkan otot-otot
rangka kita untuk berkontraksi(bergerak) guna menghasilkan panas tubuh.
Kontraksi otot-otok rangka ini merupakan mekanisme dari menggigil.
Contohnya, seperti saat kita berada di lingkungan pegunungan yang
hawanya dingin, tanpa kita sadari tangan dan kaki kita bergemetar
(menggigil). Hal ini dimaksudkan agar tubuh kita tetap hangat. Karena
dengan menggigil itulah, tubuh kita akan memproduksi panas. Hal diatas
tersebut merupakan proses fisiologis (keadaan normal) yang terjadi dalam
tubuh kita manakala tubuh kita mengalamiperubahan suhu. Lain halnya
bila tubuh mengalami proses patologis (sakit). Proses perubahan suhu
yang terjadi saat tubuh dalam keadaan sakit lebih dikarenakan oleh
toksis (racun) yang masuk kedalam tubuh. Umumnya, keadaan sakit terjadi
karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam tubuh. Proses
peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar
tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh.
Proses peradangan diawali dengan masuknya racun kedalam tubuh kita.
Contoh racun yang paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit.
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat
toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan
masuknya MO tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni
dengan memerintahkan tentara pertahanan tubuhantara lain berupa
leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya (fagositosit). Dengan
adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan
mengelurkan senjata berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen
endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang berfungsi sebagai anti
infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang
sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk
mengeluarkan suatu substansi yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat
bisa keluar dengan adanya bantuan enzim fosfolipase A2.
Proses
selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus
akan pemacu pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin
pun berkat bantuan dan campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX).
Pengeluaran prostaglandin ternyata akan mempengaruhi kerja dari
termostat hipotalamus. Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya
akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya
peningkatan titik patakan ini dikarenakan mesin tersebut merasa bahwa
suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon
dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk
menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh
di atas normal karena memang setting hipotalamus yang mengalami gangguan
oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam atau febris.
Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik
(akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang
disebut dengan kejang demam)
4. Suhu Tubuh Normal
Tidak
ada suhu inti yang dianggap normal, karena pengukuran yang dilakukan
sebagian besar orang yang sehat memperlihatkan rentang suhu normal yang
diukur per oral, mulai dari dibawah 97ºF (36ºC) sampai lebih dari 99,5ºF
(37,5ºC). Suhu inti normal secara rata-rata umum adalah antara 98ºF dan
98,6ºF bila diukur per oral, dan kira-kira 1ºF lebih tinggi bila diukur
per rectal.
5. Suhu Inti dan Suhu Kulit
Suhu
dari tubuh bagian dalam yaitu “inti” dari tubuh dipertahankan sangat
konstan, sekitar ±1ºF (±0,6ºC) dari hari ke hari, kecuali bila seseorang
mengalami demam. Bahkan pada organ yang telanjang dapat terpajan dengan
suhu yang rendah 55ºF atau suhu yang tinggi sampai 130ºF dalam udara
kering, dan tetap dapat mempertahankan suhu inti yang hamper mendekati
konstan. Mekanisme pengaturan suhu tubuh menggambarkan system
pengendalian yang dibuat sangat baik.
Suhu
kulit berbeda dengan suhu inti, dapat naik turun sesuai suhu
lingkungan. Suhu kulit merupakan suhu yang penting apabila kita merujuk
pada kemampuan kulit untuk melepaskan panas ke lingkungan.
6. 3 Reseptor dalam Tubuh
• Sebagai mahluk hidup, hewan & manusia harus memiliki
kemampuan menanggapi rangsang atau stimulus
• Stimulus merupakan informasi yang dapat diterima oleh hewan &
manusia
• Stimulus dpt datang dari lingkungan luar_salinitas, suhu udara,
kelembaban, cahaya
• Stimulus dpt datang dari dalam tubuh_suhu tubuh, derajad
keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, kadar kalsium
dalam darah
• Alat penerima rangsang_reseptor, sedangkan alat penghasil
tanggapan disebut efektor
BERDASARKAN STRUKTUR
• RESEPTOR SYARAF _YG PALING SEDERHANA HANYA
BERUPA UJUNG DENDRIT DARI SUATU SEL SYARAF
(NEURON) _TDK MEMILIKI SELUBUNG/SELAPUT MEYLIN &
DAPAT DITEMUKAN PADA RESEPTOR RASA NYERI (FREE
NERVE ENDING) ATAU NOCIRESEPTOR
• RESEPTOR BUKAN SYARAF ATAU RESEPTOR KHUSUS _DPT
DIKETEMUKAN DALAM ORGAN PENDENGARAN VERTEBRATA
(BERUPA SEL RAMBUT) & PADA ORGAN PENGLIHATAN
(BERUPA SEL BATANG & SEL KERUCUT _SEL BATANG
UNTUK MELIHAT MALAM HARI (SKOTOP) & SEL KERUCUT
UNTUK MELIHAT SIANG HARI & WARNA (PHOTOP)
BERDASARKAN JENIS RANGSANG
1. KHEMORESEPTOR _PEKA TERHADAP RANGSANG KIMIA
BAIK ASAM, BASA, GARAM ANORGANIK MAUPUN ORGANIK
2. THERMOREESEPTOR _PEKA TERHADAP SUHU BAIK
SUHU PANAS MAUPUN SUHU DINGIN
3. MECHANORESEPTOR _PEKA TERHADAP PUKULAN,
CUBITAN, SENTUHAN, TEKANAN
4. PHOTORESPTOR _PEKA TERHADAP CAHAYA MATAHARI
ATAU LAMPU
5. MEGNETORESEPTOR _PEKA TERHADAP KEKUATAN
MAGNET
6. ELEKTRORESPTOR _PEKA TERHADAP MEDAN LISTRIK _
UMUMNYA UNTUK PENYEMBUHAN seperti KERAM, SEMUTAN,
JANTUNG
BERDASARKAN LOKASI SUMBER RANGSANG
1. INTERORESEPTOR _RESEPTOR YG
BERFUNGSI UNTUK MENERIMA RANGSANG
DARI DLM TUBUH _KHEMORESEPTOR
untuk memantau pH, kadar gula dlm darah dan
kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah
2. EKSTERORESEPTOR _RESEPTOR YG
BER-FUNGSI UNTUK MENERIMA RANGSANG
DARI LINGKUNGAN DI LUAR TUBUH _
RESEPTOR PENERIMA GELOMBANG SUARA
(pd alat pendengaran) & CAHAYA (pd alat
penglihatan)
7. Produksi panas dalam Tubuh
Pembentukan panas adalah produk utama metabolisme. Ada beberapa faktor yang menentukan laju pembentukan panas, yaitu.
a. Laju metabolisme basal semua sel tubuh
Metabolisme
basal adalah istilah untuk menunjukkan jumlah keseluruhan aktivitas
metabolisme dengan tubuh dalam keadaan istirahat fisik dan mental.
Kecepatan
metabolisme basal diukur pada waktu istirahat, di tempat tidur, tidak
terganggu oleh apapun, dengan pemasukan oksigen dan pengeluaran
karbondioksida diukur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme basal:
Ukuran tubuh.
Umur.
Jenis kelamin.
Iklim.
Jenis pakaian yang dipakai.
Jenis pekerjaan.
b. Laju metabolism tambahan disebabkan oleh aktivitas otot, termasuk kontraksi otot yang disebabkan oleh menggigil
c.
Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh tiroksin (dan
sebagian kecil hormone lain, seperti hormone pertumbuhan dan
testosterone) terhadap sel
d. Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh pengaruh epinefrin, norepinefrin, dan perangsangan simpatis terhadap sel
e.
Metabolisme tambahan yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas
kimiawi di dalam sel sendiri, terutama bila suhu di dalam sel meningkat
f.
Metabolisme tambahan yang diperlukan untuk pencernaan, absorbsi, dan
penyimpanan makanan (efek termogenik makanan) (Guyton, Arthur C dan John
E Hall, 2008)
8. Kehilangan Panas dalam Tubuh
Sebagian
besar pembentukan panas dalam tubuh dihasilkan oleh organ dalam
terutama di hati, otak, jantung, dan otot rangka selama berolahraga.
Kemudian panas ini dihantarkan dari organ dan jaringan yang lebih dalam
ke kulit, yang kemudian dibuang ke udara dan lingkungan sekitarnya, oleh
karena itu, laju kehilangan panas hampir seluruhnya ditentukan oleh 2
faktor,
a. Seberapa cepat panas yang dapat dikonduksi dari tempat asal panas dihasilkan, yakni dari dalam inti tubuh ke kulit
b. Seberapa cepat panas kemudian dapat dihantarkan dari kulit ke lingkungan
PELEPASAN PANAS
1. Penguapan (evaporasi)
Penguapan
dari tubuh merupakan salah satu jalan melepaskan panas. Walau tidak
berkeringat, melalui kulit selalu ada air berdifusi sehingga penguapan
dari permukaan tubuh kita selalu terjadi disebut inspiration
perspiration (berkeringat tidak terasa) atau biasa disebut IWL
(insensible water loss).
Inspiration perspiration melepaskan panas + 10 kcal/jam dari permukaan kulit. Dari jalan pernafasan + 7 panas dari metabolisme dikeluarkan dengan cara evaporasi 20àkcal/jam - 25%.
2. Radiasi
Bila suhu permukaan tubuh akan menerima panas,àdisekitar lebih panas dari badan bila disekitar dingin akan melepaskan panas. Proses ini terjadi dalam àbentuk gelombang elektromagnetik dengan kecepatan seperti cahaya radiasi.
3. Konduksi
Perpindahan
panas dari atom ke atom/ molekul ke molekul dengan jalan pemindahan
berturut turut dari energi kinetic. Pertukaran panas dari jalan ini dari
tubuh terjadi sedikit sekali (kecuali menyiram dengan air).
4. Konveksi
Perpindahan
panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya
pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan dipanaskan
(dengan melalui konduksi dan radiasi) menjadi kurang padat, naik dan
diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam
pertukaran panas.
9. Set Point dan Peranannya dalam Pengaturan Suhu Tubuh
Set
poin adalah tingkat temperature kritis dari mekanisme pengaturan
temperature yaitu 37,1ºC. Bila suhu > set point maka kecepatan
kehilangan panas > dari kecepatan pembentukan panas kemudian kembali
ke tingkat 37,1ºC
Set
point suhu kritis pada hipotalamus, terutama ditentukan oleh derajat
aktivitas reseptor suhu panas pada area preoptik hipotalamus anterior.
Di bagian atas set point menandakan dimulainya berkeringat dan bagian
bawah ditandai dengan dimulainya menggigil. Akan tetapi sinyal tubuh
yang berasal dari perifer tubuh, terutama dari kulit dan jaringan tubuh
bagian dalam tertentu (medulla spinalis dan organ visera abdomen), juga
berperan sedikit dalam pengaturan suhu tubuh. Sinyal-sinyal tersebut
berperan mengubah set point di pusat pengaturan suhu tubuh, hipotalamus.
Pada
saat suhu kulit menurun, maka set point meningkat. Bila suhu kulit
meningkat, pengeluaran keringat akan dimulai pada suhu hipotalamus yang
lebih rendah daripada ketika suhu kulit sedang rendah. Pengeluaran
keringat akan dihambat ketika suhu kulit rendah, jika tidak, efek
gabungan dari rendahnya suhu kulit dan pengeluaran keringat dapat
menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih banyak.
Efek
yang serupa terjadi juga pada saat menggigil. Bila kulit menjadi
dingin, keadaan tersebut mendorong pusat hipotalamus menuju ambang
menggigil bahkan saat suhu hipotalamus sendiri masih cukup panas
disbanding normal. Suhu kulit yang dingin menyebabkan suhu tubuh menjadi
sangat menurun kecuali bila pembentukan panas ditingkatkan. Jadi suhu
kulit yang dingin sebenarnya mengantisipasi turunnya suhu tubuh internal
dan mencegah agar keadaan tersebut tidak terjadi.
10. Fisiologi Pengaturan Suhu Tubuh dalam Keadaan Panas dan Dingin
Pengaturan Suhu Tubuh Pada Keadaan dingin
Ada dua mekanisme tubuh untuk keadaan dingin yaitu :
1)
Secara fisik (prinsif-prinsif ilmu alam) Yaitu pengaturan atau reaksi
yang terdiri dari perubahan sirkulasi dan tegaknya bulu-bulu badan
(piloerektion) --> erector villi
Pengaturan secara fisik Dilakukan dengan dua cara :
Ø
Vasokontriksi pembuluh darah (cutaneus vasokontriksi) : Pada reaksi
dingin aliran darah pada jari-jari ini bias berkurang + 1% dari pada
dalam keadaan panas. Sehingga dengan mekanisme vasokontriksi maka panas
yang keluar dikurangi atau penambahan isolator yang sama dengan memakai 1
rangkap pakaian lagi.
Limit blood flow slufts (PerubahanØ
aliran darah) : Pada prinsifnya yaitu panas/temperature inti tubuh
terutama akan lebih dihemat (dipertahankan) bila seluruh anggota badan
didinginkan
2) Secara kimia yaitu terdiri dari penambahan panas metabolisme.
Pada
keadaan dingin, penambahan panas dengan metabolisme akan terjadi baik
secara sengaja dengan melakukan kegiatan otot-otot ataupun dengan cara
menggigil. Menggigil adalah kontraksi otot secara kuat dan lalu lemah
bergantian, secara synkron terjadi kontraksi pada group-group kecil
motor unit alau seluruh otot. Pada menggigil kadang terjadi kontraksi
secara simultan sehingga seluruh badan kaku dan terjadi spasme.
Menggigil efektif untuk pembentukan panas, dengan menggigil pada suhu 5
0C selama 60 menit produksi panas meningkat 2 kali dari basal, dengan
batas maximal 5 kali.
Pengaturan Suhu Tubuh Dalam Keadaan Panas
1. Fisik
• Penambahan aliran darah permukaan tubuh
• Terjadi aliran darah maximum pada anggota badan
• Perubahan (shift) dari venus return ke vena permukaan
•
Proses ini terutama efektif pada keadaan temperature kurang/ dibawah 34
0C. penambahan aliran darah penambahan konduktivitas panas (thermal
konduktivity)
2. Keringat
•
Pada temperature diatas 34 0C, pengaturan sirkulasi panas tidak cukup
dengan radiasi, dimana pada kondisi ini tubuh mendapat panas dari
radiasi. mekanisme panas yang dipakai dalam keadaan ini dengan cara
penguapan (evaporasi).
•
Gerakan kontraksi pada kelenjar keringat, berfungsi secara periodic
memompa tetesan cairan keringat dari lumen permukaan kulit keringat
merupakan mekanisme pendingin yang paling efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar